google918a0c52108bf1a3.html Lanang Pening: Januari 2011

10 Jan 2011

Lipsus PENDIDIKAN ATAU PERUT

Provinsi Bengkulu pada 2011 baru mampu mengalokasikan dana pendidikan dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja daerah (RAPBD) senilai Rp48,5 miliar.
Anggaran itu dinilai terlalu kecil karena tidak sesuai dengan kebijakan yang diamanatkan Undang-Udang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas).
Sesuai amanat UU setidaknya 20 persen dana pendidikan dianggarkan dalam APBN/APBD.
"Namun Pemprov Bengkulu hanya mengusulkan dana pendidikan senilai Rp48,5 miliar atau lima persen dari total RAPBD yang diajukan ke DPRD sebesar Rp1,31 triliun," kata salah anggota Badan Anggaran DPRD Bengkulu Basri Muhammad.
Sejumlah anggota DPRD kecewa atas usulan dana pendidikan yang diajukan pemprov dalam RAPBD pada 2011 hanya senilai Rp48,5 miliar.
"Ini membuktikan pemerintah daerah tidak memiliki komitmen menyukseskan program pendidikan di daerah ini," katanya.Seharusnya dana pendidikan ini minimal dialokasikan dalam APBD 2011 sebesar Rp133 miliar atau 10 persen dari total anggatan Rp1,31 triliun.
Alokasi dana sebesar ini pun, ujarnya, masih masih jauh dari yang diamanatkan dalam undang-undang sistem pendidikan nasional sebesar 20 persen.
Dana pendidikan sebesar Rp48,5 miliar itu, katanya, jelas tidak akan mampu mendongkrak mutu pendidikan di provinsi ini masa mendatang.
Dana pendidikan yang diusulkan Pemprov Bengkulu melalui Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) sebesar Rp48,5 miliar itu di antaranya Rp45 miliar akan digunakan untuk program kegiatan wajib belajar.
Kemudian untuk biaya pendidikan anak usia dini, program pendidikan dasar sembilan tahun, pendidikan menengah, dan nonformal.
Selain itu untuk program pendidikan luar biasa, peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan, dan program budaya baca.
Gubernur Bengkulu Agusrin M Najamudin mengatakan, dalam strategi pembangunan yang diterapkan lima tahun terakhir lebih mengarahkan ke sektor pertanian dibanding pendidikan.
Ketika dirinya terpilih menjadi gubernur Bengkulu pada 2005 banyak mendapat masukan agar meningkatkan sektor pendidikan tetapi dia menolak arena yang terpenting dulu adalah urusan perut.
"Mana yang penting perut lapar atau pendidikan. Sulit bagi rakyat sekolah jika perut lapar, sebab itu rakyat Bengkulu yang sebagian besar bekerja di bidang pertanian dan perkebunan harus dimotivasi untuk meningkatkan produksi," katanya.
Dari pemikiran ini Pemprov Bengkulu mengalokasikan dana pengadaan pembelian ribuan unit traktor tangan untuk dibagi-bagikan secara gratis kepada petani agar mampu mengelola lahan secara optimal.
Itu juga menjadi sasaran untuk mewujudkan swasembada pangan. Paling tidak mampu mencukupi untuk memenuhi kebutuhan daerah dan tidak lagi bergantung mendatangkan beras dari daerah lain.
"Keberhasilan itu kelak otomatis mensejahterakan rakyat karena pendapatan meningkat dan daya saing daerah akan kuat," ujarnya.
Lain dengan Pemerintah Kabupaten Kabupaten Bengkulu Tengah, pada 2011 meningkatkan anggaran pendidikan di APBD guna meningkatkan kualitas pendidikan.
"Pada 2011, kita akan meningkatkan alokasi dana sektor pendidikan di APBD Bengkulu Tengah sekitar 15 persen dari tahun lalu hanya sebesar 11 persen dari total APBD," kata pejabat Bupati Bengkulu Tengah Asnawi A Lamat.
Peningkatan dana pendidikan ini agar sarana dan prasarana pendidikan lebih baik karena daerah ini baru empat tahun dimekarkan dari Bengkulu Utara, sehingga kini terus mengejar ketertinggalan dengan mempersiapkan sumber daya manusia melalui pendidikan formal.
Dana sektor pendidikan pada APBD 2011 akan diarahkan untuk peningkatan dan perbaikkan gedung sekolah yang rusak di daerah ini.
Sebab, sebagian besar gedung sekolah di Kabupaten Bengkulu Tengah banyak yang rusak, terutama untuk gedung sekolah dasar.
"Banyak gedung SD di Bengkulu Tengah sudah belasan tahun dibangun tidak mendapatkan perbaikkan dari pemerintah setempat ketika daerah ini masih di bawah Bengkulu Utara," jelasnya.
Selain gedung rusak juga banyak SD di Bengkulu Tengah yang kekurangan ruang belajar. Akibatnya, para siswa SD belajar secara bergantian.
Kondisi demikian, kata Asnawi, jika dibiarkan akan menghambat kualitas pendidikan di Kabupaten Bengkulu Tengah pada masa mendatang.
Sesangkan Pemerintah Kota Bengkulu secara khusus memberikan bea siswa untuk puluhan mahasiswa, dan biaya sekolah gratis.
"Pemkot memberikan beasiswa sebanyak 94 orang untuk mahasiswa jurusan ilmu pendidikan anak usia dini (PAUD) 17 dan pendidikan guru sekolah dasar (PGSD) 77 orang," kata Kabag Humas Pemkab Bengkulu Suryawan Halusi.
Nilai beasiswa tersebut diberikan secara bervariasi setiap jurusan, bagi mahasiswa PAUD masing-masing menerima Rp1,4 juta dan PGSD Rp1 juta.
Kebijakan Pemkot untuk melaksanakan program tiga pilar pembangunan bidang pendidikan, kesehatan, dan ekonomi kerakyatan.


Pemborosan keuangan
Menurut Wali Kota Bengkulu Ahmad Kanedi, pada 2011 subsidi pendidikan hanya diberikan kepada siswa dari kalangan anak kurang mampu atau miskin.
"Program beasiswa pelajar SD hingga SMU sederajat, jika dalam dua tahun ini diberlakukan subsidi seluruh pelajar mulai 2011 hanya diberikan kepada pelajar miskin," katanya.
Sebab selama ini dinilai pemborosan keuangan daerah dengan memberikan beasiswa ke pelajar yang berasal dari kalangan ekonomi mampu sehingga membebani keuangan daerah.
"Jadi mulai 2011, hanya pelajar yang berasal dari ekonomi lemah saja yang akan menerima bantuan subsidi pendidikan gratis sehingga dana sisa bisa dialihkan untuk kegiatan lain yang juga tak kalah penting,"katanya
Untuk meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah yang berada di pantai barat Sumatra ini, pemerintah pusat melalui Kementerian Pendidikan Nasional memberikan peralatan untuk delapan unit sekolah rintisan bertaraf internasional di Kota Bengkulu senilai Rp600 juta.
Kepala Dinas Pendidikan Nasional (Diknas) Provinsi Bengkulu Sumardi, mengatakan delapan sekolah rintisan bertaraf internasional (RSBI) mendapat bantuan peralatan sekolah itu adalah tingkat SMA dan SMK.
Bantuan yang disalurkan Dinas Diknas dalam bentuk barang itu antara lain televisi, AC, LCD dan sejumlah komputer.
"Bantuan ini segera disalurkan kepada delapan sekolah RSBI tingkat SMA dan SMK yang ada di daerah ini," ujarnya.
Universitas Bengkulu juga menyalurkan dana beasiswa senilai Rp7,53 miliar kepada 2.187 orang mahasiswa di Perguruan Tinggi Negeri tersebut.
"Dana senilai Rp7,53 miliar tersebut diberikan selama periode Juni 2010 hingga Juli 2011 kepada mahasiswa berprestasi dan tidak mampu," kata Kasubbag Kesejahteraan Mahasiswa Universitas Bengkulu (Unib) Wuryanto.
Total dana tersebut meningkat jika dibandingkan dengan periode sebelumnya Rp7,14 miliar yang diberikan kepada 3.852 orang mahasiswa.
"Dana beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa periode 2010-2011 ini mengalami kenaikan untuk menyesuaikan dengan perekonomian saat ini," katanya.
Ia mengatakan, sebagian besar beasiswa tersebut diperuntukkan bagi mahasiswa yang memiliki keterbatasan ekonomi dan sisanya untuk mahasiswa yang berprestasi dalam akademik maupun dalam ekstrakurikuler.
"Namun sayangnya banyak mahasiswa yang masih belum memanfaatkan beasiswa ini seperti tidak memenuhi syarat yang diperlukan dalam akademik, gengsi dan malas mengurusnya," katanya.
Beasiswa tersebut diberikan oleh Dipa Unib maupun atas kerja sama dengan berbagai penyandang dana seperti PT Djarum, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti), Bank Indonesia dan Bank Bengkulu.
Selain itu, penyandang dana beasiswa lainnya berasal dari Bank Rakyat Indonesia, Yayasan Supersemar, Yayasan Toyota dan PT Astra, Bank Tabungan Negara dan Yayasan Kosgoro.
"Pada Januari 2011 kemungkinan besar penyandang dana beasiswa yang bekerja sama dengan Unib akan bertambah dari Bank Negara Indonesia," katanya.
Program beasiswa ini antara lain untuk meningkatkan prestasi akademik, bantuan belajar mahasiswa, prestasi ekstrakurikuler, serta bidik misi.

(ANT)

.
COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)