نَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا فَيَعْلَمُونَ
أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
26. Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu[1]. adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka, tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?.” dengan perumpamaan itu banyak orang yang disesatkan Allah[2], dan dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik.(Al-Baqarah : 26)
إِنَّ اللَّهَ لَا يَسْتَحْيِي أَنْ يَضْرِبَ مَثَلًا مَا بَعُوضَةً فَمَا فَوْقَهَا
“Sesungguhnya Allah tiada segan membuat perumpamaan berupa nyamuk atau yang lebih rendah dari itu“
Dalam tafsir Ibnu Katsir disebutkan Abu Ja`far Ar-Razi meriwayatkan dari Ar-Rabi` ibnu Anas sehubungan dengan ayat ini, bahwa hal ini merupakan perumpamaan yang dibuat oleh Allahuntuk menggambarkan dunia, yaitu nyamuk tetap hidup selagi dalam keadaan lapar; tetapi bila telah gemuk(kekenyangan),maka ia mati. Demikian pula perumpamaan kaum yang dibuatkan perumpamaannya oleh Allah didalam Al-Qur`an dengan perumpamaan ini. Dengan kata lain, bila mereka kekenyangan karena berlimpah ruah dengan harta duniawi, maka pada saat itulah Allah mengazab mereka. Kemudian Ar-Rabi` ibnu Anas membacakan firman-NYA surat Al-An`am : 44 yang artinya “Maka tatkala mereka melupakan peringatan yang Telah diberikan kepada mereka, kamipun membukakan semua pintu-pintu kesenangan untuk mereka; sehingga apabila mereka bergembira dengan apa yang Telah diberikan kepada mereka, kami siksa secara tiba-tiba, Maka ketika itu mereka terdiam berputus asa”.
Jadi bisa kita pahami perumpamaan ini, nyamuk ketika lapar atau belum kenyang terbangnya akan mudah dan mudah untuk bertahan hidup sehingga susah kita menangkapnya, akan tetapi ketika nyamuk itu sudah kenyang dengan darah (gemuk) akan susah terbang dan mudah kita tangkap dan akan mati sendiri nantinya. Sama halnya dengan manusia ketika mereka masih miskin atau pas-pasan belum kaya raya mensyukuri atas nikmat-NYA, mereka akan mampu bertahan hidup dan dengan mudah beribadah dan mudah mengingat Allah. Akan tetapi jika manusia itu mempunyai banyak harta biasanya ia akan terlena dengan harta tersebut dan susah beribadah kepada Allah bahkan ia sampai lupa mengingat Allah, sehingga Allah mengancam menyiksa mereka secara tiba-tiba dan mereka pun akan putus asa.
Melalui ayat ini Allah memberitakan bahwa Allah tidak pernah menganggap remeh sesuatu pun untuk dijadikan sebagai misal(perumpamaan), sekalipun sesuatu itu hina lagi kecil seperti nyamuk; sebagaimana Allah tidak segan-segan menciptakan makhluk yang kecil itu, Allah tidak segan-segan pula membuat perumpamaan dengan makhluk kecil itu, sebagaimana membuat perumpamaan memakai lalat dan laba-laba seperti yang terdapat dalam surat Al-Hajj:73 yang artinya “Hai manusia, Telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, tiadalah mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. amat lemahlah yang menyembah dan amat lemah (pulalah) yang disembah.”
فَأَمَّا الَّذِينَ آَمَنُوا فَيَعْلَمُونَ أَنَّهُ الْحَقُّ مِنْ رَبِّهِمْ
“Adapun orang-orang yang beriman, Maka mereka yakin bahwa perumpamaan itu benar dari Tuhan mereka”
Mujahid mengakatakan semua perumpamaan baik yang kecil maupun yang besar orang-orang mukmin beriman kepadanya dan mereka mengetahui bahwa hal itu merupakan perkara haq dari tuhan(Robb) mereka, dan melaluinya Allah memberi petunjuk kepada mereka. Qatadah mengatakan mereka mengetahui dengan yakin bahwa perumpamaan tersebut adalah Kalamullah yang maha pemurah dan datang dari sisi-NYA.
وَأَمَّا الَّذِينَ كَفَرُوا فَيَقُولُونَ مَاذَا أَرَادَ اللَّهُ بِهَذَا مَثَلًا
“Tetapi mereka yang kafir mengatakan: “Apakah maksud Allah menjadikan Ini untuk perumpamaan?”
Mereka orang-orang kafir tidak mengimani perumpamaan yang Allah buat malahan mereka mempertanyakan maksudnya Allah membuat perumpamaan tersebut.
يُضِلُّ بِهِ كَثِيرًا وَيَهْدِي بِهِ كَثِيرًا وَمَا يُضِلُّ بِهِ إِلَّا الْفَاسِقِينَ
“Dengan perumpamaan itu (pula) banyak orang yang diberi-Nya petunjuk. dan tidak ada yang disesatkan Allah kecuali orang-orang yang fasik”.
As-Saddi mengatakan sehubungan dengan tafsir ayat ini, dari Abu Malik dan dari Abu Saleh, dari Ibnu Abas, juga dari Murrah, dari Ibnu Mas`ud dan dari sejumlah sahabat, yang dimaksud dengan pengertian yudillu bihi kasiran adalah orang-orang munafik, sedangkan pengertian yahdi bihi kasiron adalah orang-orang mukmin. Dengan demikian, berarti makin bertambah kesesatan orang-orang munafik tersebut disamping kesesatan mereka yang telah ada; karena mereka mendusakan apa yang mereka ketahui sebagai perkara yang haq(kebenaran) dan yakin, yaitu mendustakan perumpamaan yang telah dibuat oleh Allah untuk menggambarkan keadaan mereka sendiri. Ketika perumpamaan itu ternyata sesuai dengan keadaan mereka, sedangkan mereka tidak mau percaya, maka hal itulah yang dimaksud dengan penyesatan Allah terhadap mereka melalui perumpamaan ini.
Melalui perumpamaan ini Allah memberikan perumpamaan petujuk kepada banyak orang dari kalangan ahli iman dan mereka mempercayainya. Maka Allah menambahkan petunjuk kepada mereka disamping petunjuk yang telah ada pada diri mereka, dan bertambah pula iman mereka karena mereka percaya kepada apa yang mereka ketahui sebagai perkara yang haq(kebenaran) dan yakin. Mengingat apa yang dibuat oleh Allah sebagai perumpamaan ternyata sesuai dengan kenyataan dan mereka megakui kebenarannya, maka hal inilah yang dimaksud sebagai hidayah dari Allah buat mereka melalui perumpamaan tersebut. waAllahua`lam
[1] diwaktu Turunnya surat Al Hajj ayat 73 yang di dalamnya Tuhan menerangkan bahwa berhala-berhala yang mereka sembah itu tidak dapat membuat lalat, sekalipun mereka kerjakan bersama-sama, dan Turunnya surat Al Ankabuut ayat 41 yang di dalamnya Tuhan menggambarkan Kelemahan berhala-berhala yang dijadikan oleh orang-orang musyrik itu sebagai pelindung sama dengan lemahnya sarang laba-laba.
[2] disesatkan Allah berarti: bahwa orang itu sesat berhubung keingkarannya dan tidak mau memahami petunjuk-petunjuk Allah. dalam ayat ini, Karena mereka itu ingkar dan tidak mau memahami apa sebabnya Allah menjadikan nyamuk sebagai perumpamaan, Maka mereka itu menjadi sesat. (sumber: orkeshati.wordpres.com)
Lanang Pening merupakan sebuah Blog pribadi yang menyajikan berbagai informasi tentang berita yang bersifat Lokal, Nasional dan Internasional. Serta berbagai info yang Lucu, Unik dan Menarik sebagai penambah wawasan anak negeri.
19 Feb 2013
Pelajaran dari seekor nyamuk
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar