Para petani di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, memilih tidak
mengembangkan tanaman kedelai karena mereka kesulitan dalam melakukan
perawatan dan pemeliharaan agar tanaman tidak terserang hama.
Paling
tidak petani harus melakukan sedikitnya 10 kali penyemprotan terhadap
tanaman kedelai selain rutinitas melakukan pengecekan hama setiap
tanaman agar tidak menyebar kepada tanaman lain, kata Pejabat Dinas
Pertanian Mukomuko, Toyeb di Mukomuko, Minggu.
Padahal, kata dia, setiap lahan tanaman pangan di daerah itu sangat cocok ditanami kedelai karena mereka
pernah mengembangkan tanaman kedelai dan terbukti lahan di Mukomuko sangat cocok.
Mereka beralasan, jika terlambat menyemprot satu atau dua tanaman kedelai yang telah terserang hama
konsekuensinya dalam waktu tiga hari saja semua tanaman kedelai akan rusak.
"Kemungkinan kesulitan seperti ini yang tidak siap dilakukan oleh petani sehingga mereka memilih dan
memutuskan tidak lagi melanjutkan menanam kedelai di lahan pertaniannya," ujarnya.
Namun
masih ada peluang petani di daerah itu untuk kembali membudidayakan
tanaman itu karena lahannya sangat cocok untuk ditami kedelai. Apalagi
kata dia, tidak sedikit pengusaha pabrik pembuat tempe dan tahu di
daerah itu yang membutuhkan bahan baku kedelai dan sekarang itu mereka
terpaksa mengimpor bahan baku dari luar.
"Jika kedelai tersedia di daerah itu maka pengusaha pembuat tempe dan tahu tidak perlu lagi impor kedelai,
cukup diperoleh dari petani setempat," ujarnya.
Sumber : antarabengkulu
Lanang Pening merupakan sebuah Blog pribadi yang menyajikan berbagai informasi tentang berita yang bersifat Lokal, Nasional dan Internasional. Serta berbagai info yang Lucu, Unik dan Menarik sebagai penambah wawasan anak negeri.
28 Jul 2012
Petani di Mukomuko tidak kembangkan tanaman kedelai
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar