google918a0c52108bf1a3.html Lanang Pening: Predikat Artis untuk Ustadz masa kini

3 Agu 2012

Predikat Artis untuk Ustadz masa kini

Televisi, rating dan infotainment melahirkan ustaz-ustaz gaya baru. Kini para penceramah tak lagi kaku menyampaikan materi-materi soal agama. Para ustaz pun bukan lagi kiai, pimpinan pondok pesantren atau seorang yang hapal Alquran. Cukup tampil menarik, punya sesuatu yang unik dan mampu mengucap beberapa hadis.

Maka lahirlah para ustaz pesohor yang kerap tampil di televisi dan media. Disorot kamera infotainment dan diperlakukan seperti selebritis. Kehidupan mereka pun ditayangkan di infotainment seperti seorang pesohor, lengkap dengan bumbu gosip seputar poligami dan perselingkuhan.

"Karena komersialisasi televisi seperti disinggung tadi, maka lahirlah ustaz-ustaz tipe baru. Pertama, ustaz tipe baru itu tidak perlu menguasai bahasa Arab, tidak perlu paham banget agama, bisa menyasar pendengar-pendengar atau penonton. Kedua, bisa menghibur. Ketiga, jamaahnya adalah fans di televisi. Karena berbasis fans itu, tidak diperlukan pengajaran membutuhkan semacam kurikulum," ujar Guru Besar Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran Bandung, Jalaluddin Rakhmat, dalam wawancara dengan Tim KHAS merdeka.com beberapa waktu lalu.

Maka sosok ustaz kini bukanlah pria berjanggut dengan baju koko lusuh dan sorban kumal. Mereka kini pria-pria tampan nan dandy. Di waktu senggang kamera menyorot para ustaz ini bergaul dengan selebriti dan naik motor besar. Jika dulu ustaz 'dibayar' dengan besek berisi makanan atau sekarung pisang, kini ustaz pesohor dibayar hingga puluhan juta.

Maka enteng saja seorang ustaz membelikan sedan baru untuk calon istrinya yang artis. Hampir tak ada keteladanan yang ditampilkan di layar kaca soal kesederhanaan. Hanya label ustaz di depan nama mereka yang membedakan mereka dengan selebritis.

"Ustaz populer itu yang menggunakan budaya pop. Pendangkalan informasi, tidak muluk-muluk, bahkan tidak jelas juga apa yang dibicarakan, dan menggunakan jingle-jingle tersendiri, seperti, jamaah..... Tiap ustad mengembangkan jingle sendiri sebagai merek. Sama seperti teknik pemasaran," kritik kang Jalal.

Di Bulan Ramadan ini apa ustaz pesohor kerap tampil di televisi dalam acara sahur dan Ramadan. Baru saja Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) menyemprot Ustaz Solmed yang membawakan acara 'Akhirnya Aku Tahu' yang tayang di Global TV tanggal 15 Juni. Ustaz Solmed dianggap terlalu vulgar menjelaskan soal hubungan seks dan bumbu-bumbunya.

Solmed sendiri santai saja menghadapi teguran itu. "Saya dakwah tetap dakwah, jadi nggak terganggu. Soal teguran itu urusan TV-lah. Pakem KPI kan saya nggak paham, saya hanya paham pakem Alquran dan hadis," ujar Ustad Solmed saat dihubungi wartawan, Rabu (1/8).

Ibarat artis, popularitas para ustaz ini pun naik dan turun. Berbeda dengan kyai besar yang melegenda karena materi pengajarannya, para ustaz pesohor akan cepat dilupakan begitu ada ustaz yang lebih menarik.
 Sumber merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)