google918a0c52108bf1a3.html Lanang Pening: RATUSAN KUBURAN HANYUT TERBAWA ARUS SUNGAI MANJUTO

14 Jul 2011

RATUSAN KUBURAN HANYUT TERBAWA ARUS SUNGAI MANJUTO


SEKITAR ratusan kuburan warga masyarakat di Desa Lubuk Sanai, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu hanyut terbawa arus Sungai Manjuto akibat abrasi pantai yang terjadi sejak 1999 sampai sekarang.

"Sekitar ratusan dari ribuan kuburan di pemakaman desa itu hilang karena berada dekat hulu sungai manjuto," kata Kepala Desa Lubuk Sanai Yusdi saat ditemui di kediamannya, Kamis.
Pemerintah desa kata dia, tidak mengetahui secara persis identitas pemilik ratusan kuburan yang hilang itu karena sampai sekarang belum ada upaya dari keluarga pemilik kuburan maupun warga masyarakat setempat yang mencari tahu.

Warga lanjutnya, tidak begitu mempedulikan keberadaan kuburan yang hanyut terbawa sungai manjuto itu, buktinya sampai sekarang belum ada yang merasa kehilangan, padahal kuburan di tempat pemakaman umum (TPU) desa itu mayoritas warga asli.

"Bisa jadi ratusan kuburan yang hanyut itu usianya sudah sangat tua sehingga warga tidak begitu mempedulikan," urainya.

Warga setempat yang memancing di sungai manjuto kata dia, sering sekali menemukan tulang belulang manusia yang diduga berasal dari TPU desa setempat.

Namun, lanjutnya, tulang belulang manusia itu dibuang kembali ke sungai manjuto oleh warga yang sedang memancing ikan.

Selain ratusan kuburan di TPU desa tersebut yang hanyut, puluhan bangunan rumah warga masyarakat setempat juga terancam longsor ke sungai yang membentang sepanjang 200 meter lebih karena jarak dengan sungai hanya sekitar 25 meter.

"Kami perkirakan sekitar 43 bangunan rumah warga yang dekat dengan sungai. Bila pembangunan pengaman sungai yang sedang dilaksanakan pada tahun ini gagal, kemungkinan bukan saja kuburan tetapi rumah bisa masuk sungai," urainya.

Pemerintah desa kata dia, mulai mengajukan permohonan untuk dibangun pengaman sungai pada tahun 2003, selanjuntnya pada 2009 pembangunan pengaman pantai dilaksanakan dengan menelan dana sebesar Rp4 Miliar.

Namun pembangunan saat itu gagal dan dihentikan sehingga tebing sebagai pembatas dengan desa, terkikis oleh sungai, selanjutnya pada tahun ini pembangunan dilakukan lagi dan biaya yang dihabiskan sebesar Rp4,6 Miliar.

"Kami berharap pembangunan di sepanjang tebing yang terkikis abrasi sungai pada tahun ini bisa diselesaikan, supaya tidak ada lagi ancaman terhadap kuburan dan bangunan rumah warga," urainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)