google918a0c52108bf1a3.html Lanang Pening: SENI TARIAN HARUMKAN DAERAH BELUM SEPENUHNYA DIBINA

17 Mei 2011

SENI TARIAN HARUMKAN DAERAH BELUM SEPENUHNYA DIBINA

Mukomuko, Bengkulu, 17/5 (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu dinilai belum sepenuhnya memberikan pembinaan terhadap kesenian tarian yang mengharumkan daerah itu saat pegelaran seni dan budaya di tingkat nasional.
Ketua Sanggar Upik Barau M. Yakin di Mukomuko, Selasa, mengatakan, kesenian tarian kambang anak dan gandai selalu digunakan untuk acara kebesaran dan pentas seni di tingkat nasional, tetapi selama latihan mereka tidak pernah diperhatikan.

Menurut dia, pemerintah setempat jangan hanya sekedar mengunakan kesenian di daerah itu saat dibutuhkan saja, tetapi setiap ada latihan dan persoalan yang dihadapi oleh kelompok kesenian minimal ada perhatian.

Kelompok sanggar Upik Berau yang membawahi dua kesenian tarian Kambang anak dan gandai selama ini melakukan aktivitas latihan dengan cara swadaya dan sukarela anggota agar kesenian tersebut tetap bertahan."Dalam beberapa kali latihan tarian, pemerintah seharusnya peduli untuk melihat secara langsung, sehingga bisa memberikan pembinaan dan motivasi kepada kelompok sanggar, supaya tetap semangat dalam melestarikan kesenian di daera ini," urainya.

Melestarikan seni dan budaya, kata dia, bukan hanya tugas kelompok atau sanggar tertentu saja, melainkan tugas bersama, agar daerah ini memiliki ciri khas yang bisa ditonjolkan kepada masyarakat di luar.

Disamping bisa menjadi pengetahuan bagi masyarakat luat tentang wisata seni dan budaya di daerah ini yang selalu bertahan dan tumbuh meskipun sudah banyak kebudayaan luar yang membaur.

"Sebagai putra asli daerah ini kami merasa terpanggil untuk selalu menjaga dan mempertahankan seni dan budaya nenek moyang yang di tinggalkan untuk anak cucunya," urainya.

Sementara Sanggar Upik Berau saat ini tetap rutin melakukan latihan sebagai bekal dalam kegiatan pentas seni di acara Olimpiade pemuda di Kota Bengkulu, serta mewakili daerah ini untuk pementasan di Provinsi Sumatera Barat dan Bali.

"Sanggar sudah diminta oleh pemerintah setempat dan kami masih mempersiapkan bekal dengan melakukan latihan, supaya pegelaran berjalan dengan lancar dan bisa mengharumkan nama daerah ini di tingkat nasional," urainya.

Sekilas tentang Tarian gandai yang di bawakan oleh perempuan dan tarian Kambang anak yang dibawakan oleh laki-laki menceritaka tentang kehidupan sosial masyarakat di daerah ini pada masa lalu.

Gandai menceritakan tentang kebahagian dan suka cita masyarakat sedangkan kambang anak menceritakan tentang pertengkaran antara suami dan istri yang memiliki cara pendang berbeda ketika mau mengobati anaknya yang sedang salam kondisi sakit.

Seorang istri dengan pola pikir lama menolak anak di obati oleh dokter menyusul masih langkanya tenaga medis saat itu, sedangkan seorang suami ingin anaknya di obati oleh dokter, sehingga tari menarik antara keduanya menimbulkan pertengkaran.

"Perbedaan dua sudut pandang itu merupakan cara yang di gunakan oleh nenek moyang waktu lalu dalam memutuskan semua permasalahan yang berhubungan dengan persoalan kecil maupun besar," urainya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)