google918a0c52108bf1a3.html Lanang Pening: BKKBN LAYANI PULUHAN RIBU KELUARGA KURANG MAMPU

6 Okt 2011

BKKBN LAYANI PULUHAN RIBU KELUARGA KURANG MAMPU

Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional Provinsi Bengkulu pada 2011 melayani puluhan ribu pasangan subur dari kalangan keluarga kurang mampu sebagai peserta baru program Keluarga Berencana.

"Pada tahun ini kami melayani puluhan ribu warga sebagai akseptor baru program pengendalian kehamilan untuk mengendalikan pertumbuhan penduduk," kata Kepala Perwakilan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bengkulu Hilaluddin Nasir, Kamis.
Hingga Agustus 2011 peserta KB baru kalangan keluarga prasejahtera dan sejahtera I sebanyak 30.418 akseptor.
"Mereka tersebar di sejumlah kabupaten/kota di daerah ini dengan rincian yang menggunakan kontrasepsi Intra Uterine device sebanyak 771 peserta, Medis Operatif Wanita (MOW) 127, Medis Operatif Pria (MOP) 19 orang, kondom 2.562, implan 2.566, suntik 14. 154 akseptor dan menggunakan mix kontrasepsi pil sebanyak 10.219 peserta," ujarnya.

Peserta tersebut terdapat di sejumlah daerah kabupaten/kota di Provinsi Bengkulu yakni Kabupaten Bengkulu Utara sebanyak 1.383 akseptor, Bengkulu Selatan 3.598, Rejang Lebong 4.264, Kota Bengkulu 3.216 dan Kabupaten Muko Muko 1.933 peserta.

Selain itu, di daerah lainnya masih terdapat ribuan peserta baru yang telah mendapat pelayanan dari beberapa kegiatan dalam revitalisasi program B
K yakni di Kabupaten Kaur sebanyak 4.717 peserta, Seluma 2.418 peserta, Kepahiang 4.365 peserta, Lebong 2.603 dan Bengkulu Tengah 1.921 peserta.

Selain memberikan pelayanan kepada keluarga prasejahtera dan sejahtera I juga terdapat pencapaian peserta baru bagi keluarga mandiri sehingga pencapaian peserta baru hingga Agustus tahun ini mencapai 75.205 akseptor. Peserta tersebut mendapat pelayanan pemasangan alat kontrasepsi melalui sejumlah tempat layanan klinik swasta.

Ia mengatakan peserta KB baru sebanyak itu masih didominasi kaum wanita dan menggunakan alat kontrasepsi hormonal, sedangkan partisipasi pria ber-KB dan akseptor nonhormonal masih amat rendah.

"Masih rendahnya partisipasi kaum pria ber-KB merupakan tantangan bagi kami untuk menekan angka kelahiran," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)