google918a0c52108bf1a3.html Lanang Pening: RATUSAN KILOMETER JALAN NASIONAL BENGKULU RUSAK

19 Jul 2011

RATUSAN KILOMETER JALAN NASIONAL BENGKULU RUSAK

SEKITAR 200 kilometer jalan nasional dikelola satuan kerja perangkat daerah Bengkulu rusak akibat dilalui truk angkutan batu bara berkapasitas di atas 25 ton, sedangkan kekuatan jalan hanya sepuluh ton.

"Poros jalan nasional di lalui truk angkutan batu bara itu mulai dari Seblat-Ketahun-Bengkulu Tengah hingga ke pelabuhan Pulau Baai Bengkulu," kata Kepala satuan kerja perangkat daerah (SKPD) jalan nasional, Hasanul, Selasa.Ia menjelaskan, dari panjang jalan nasional 200 kilometr itu, ada 40 kilometer terdapat rusak berat karena tingginya rutinitas angkutan batu bara dari dua penjuru yaitu dari Bengkulu Utara dan Taba Penanjung, Kabupaten Bengkulu Tengah.

Khusus poros wilayah tambak udang hingga Desa Kerkap kondisinya sulit diatasi karena disamping jalannya labil, juga tambal sulam selalu hancur dilindas truk batu bara dan diperlukan waktu dan konstruksi tinggi.

Jalan itu baru saja ditambal sulam satu minggu kemudian sudah berlobang dan lebih besar lagi, terutama poros dalam Kabupaten Bengkulu Tengah dan Bengkulu Utara.

"Kalau pemerintah daerah tidak menertibkan kapasitas angkutan truk batu bara itu, maka jalan nansional di lalui kendaraan perusahaan itu tetap hancur lebur," keluhnya.

Ia mengaku stres, disatu pihak Kepala Balai Bina Marga wilayah Sumbagsel menggejot agar pengerjaan fisiknya terus ditingkatkan, namun dilain pihak angkutan batu bara muatannya tidak terkendali.

Kalau pengerjaan paket lain, fisiknya cukup lumayan seperti poros Bengkulu-Curup dan hingga Lubuk Linggau, Sumsel karena tidak di lalui angkutan batu bara, namun poros Seblat-Kota Bengkulu cukup parah dan rentan dengan musibah kecelakaan.

Angkutan batu bara itu sekali jalan mencapai puluhan unit dengan jarak berdekatan, sehingga kendaraan umum dan pribadi tidak mendapat peluang untuk mendahului kompoian kendaraan tersebut.

"Kami mengharapkan kepada petinggi di Provinsi Bengkulu untuk menetibkan muatan angkutan batu bara tersebut, sehingga jalan nasional dapat bertahan karena sesuai dengan kapasitasnya hanya antara delapan hingga sepuluh ton," katanya.

Kepala Balai Bina Marga Wilayah Sumbagsel Bastian WS Sihombing mengakui,
pengelolaan Jalan nasional dilingkup SKPD di Provinsi Bengkulu tahun 2011 masih memprihatinkan karena hingga saat ini fisiknya di bawah 23 persen dan banyak terdapat lobang-lobang bekas galian belum ditutupi.

"Padahal saya sudah berikan peringatan keras kepada Saker SKPD Bengkulu dan diberikan waktu cukup panjang untuk menutupi seluruh lobang-lobang tersebut," tandasnya.

Ia menilai, pengerjaan jalan nasional paket SKPD itu pengerjaan fisiknya jauh di bawah standar yaitu dibawah 15 persen, mestinya pengerjaan fisik ditangani paket SKPD itu sudah di atas 25 persen.

Alasan dari satkernya dapat di pahami, namun hendaknya keseriusan dalam bekerja tetap selalu ditingkatkan, karena bila pada akhir tahun anggran pengerjaan fisik tidak sesuai dengan dana dikeluarkan satkernya akan berhadapan dengan hukum, tandasnya.

Uang negara itu sepeserpun harus dipertanggung jawabkan secara fisik, bila tidak tanggung akibatnya dikemudian hari,"Saya akan melaporkan satker ke penegak hukum, bila pengerjaan tidak sesuai antara fisik dan keuangan yang digunakan," ujarnya.

Anggota DPRD provinsi Bengkulu M Sis Rahman mengatakan, penanganan jalan nasional dikelola SKPD itu hendaknya diberikan peringatan keras karena hingga sekarang masing banyak lobang-lobang berkas galian belum ditutupi.

"Kami menilai jalan nasional itu tidak perlu dikelola oleh daerah karena sejak tahun 2008 hingga sekarang kondisinya sangat memprihatinkan, sedangkan dana pemerintah sudah cukup besar," ujarnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

COPYRIGHT MUSRIADI (LANANG PENING)